Kamis, 22 Januari 2015

Sejarah Pasangkayu/Kecamatan Pasangkayu



Gambar pohon Vovasanggayu
Pada postingan ini saya akan coba membagi informasi yang saya miliki seputar sejarah penamaan Kecamatan Pasangkayu. Tulisan ini berdasarkan pada informasi yang saya miliki sebagai anak yang lahir dan di besarkan di Pasangkayu. Mungkin dalam tulisan lain akan kita jumpai opini yang berbeda karena bagaimanapun, segala sesuatu yang kaitannya dengan sejarah Pasangkayu sebagaian besar hanya kami peroleh dari cerita rakyat yang biasa di ceritakan oleh kakek/nenek kepada cucunya sebagai dongeng pengantar tidur dan masih jarang dilakukan kajian yang lebih jauh.
Kelurahan Pasangkayu adalah salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara.
Kenapa Pasangkayu menjadi nama bagi daerah ini bukanlah tanpa sebab. Kata Pasangkayu itu sendiri di percaya berasal dari bahasa etnis kaili “Vovasanggayu” di mana vova = pohon dan sanggayu =  sebuah kayu yang jika digabungkan akan berarti sebuah pohon. Oleh pelaut dari tanah bugis pohon tersebut kemudian  dinamai Pareppa si pong/Pareppa.
Konon pohon yang dimaksud tersebut adalah pohon yang terletak bagian pesisir pantai tanjung babia yang masih terus hidup hingga sekarang. Pohon yang di percaya telah berumur ratusan tahun ini dulunya adalah penanda untuk tempat persinggahan para nelayan yang tengah mencari ikan. Dilihat dari segi penamaan, dipercaya bahwa orang-orang dari suku Kaili lah yang pertama mendiami wilayah ini.
Menurut cerita rakyat (mitos) pohon “Vovasanggayu” ini dianggap memiliki unsur  spiritual, dimana pohon inilah yang secara ghaib menjaga Pasangkayu dari bencana yang berasal dari laut maupun darat.

4 komentar:

  1. terima kasih..
    informasinya sangat membantu..
    salam KKN UNTAD Angkatan 70.

    BalasHapus
  2. bisa jelaskan asal usul bahasa bugis pasangkayu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahasa bugis yg digunakan penduduk pasangkayu (warga lokal) banyak mendapat pengaruh dari bahasa kaili.

      Hapus
  3. Pasangkayu dahulu adalah tanah Kaili dan yang memberikan Nama Kampung Popasanggayu itu adalah Magau/Raja Yaruntasi Bin Tirolemba/ I Mbagenjo Bin Pue Bongo/ Malasigi Bin Iralawa Lemba/Mpu Slangi / Valabate Bin
    Mbawa Lemba (Magau/Raja Pakava).
    Di Pemakaman Islam Dusun Tinapu, ada Makan Cucu dari Raja Yaruntasi yang bernama Sidada/ Daeng Burane. Sidada ini menikah dengan Perempuan Suku Bugis Suppa bernama Puang Jabaria Bin La Sahiti Bin Petta Lajeng Daeng Pawallu, Puang Jabaria merupakan Isteri ke 2 dari SIDADA. Isteri pertama Sidada ada di Dolo dan mempunyai 5 orang anak sedangkan anaknya dari Puang Jabaria ada 4 orang bernama : 1. La tjatja, 2. La Pai, 3. Landolo, 4. I Hente.

    BalasHapus